Prof. Dr. Usman Pelly, MA |
PENA News | Hanya 50 persen fakta sejarah Indonesia yang benar, kata antropolog Unimed Prof. Dr. Usman Pelly, MA.
"Separuh lagi penuh kebohongan," tegas guru besar Unimed itu ketika memberikan tanggapan dan apresiasi dalam acara peluncuran dan bedah buku berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri Dan Revolusi Indonesia karya sejarawan terkemuka dari Belanda Harry A Poeze yang juga Direktur Lembaga Kerajaaan Belanda Untuk Bahasa, Bangsa dan Masyarakat atau Koninklijk Instituut Voor Taal-Landen Volkenkunde (KITLV).
Acara yang diadakan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial (Pussis) Unimed kerjasama dengan KITLV di VIP room Gedung Serbaguna Unimed, tadi siang, menampilkan narasumber Harry A Poeze, Dr Phil Ichwan Azhar (Ketua Pussis Unimed) dan Dr Ridwan Rangkuti, MA (pakar politik USU).
Pelly mengatakan, tidak sedikit fakta telah dikorupsi oleh penggalang koruptor sejarah demi melanggengkan kekuasaan sebelum dan pasca kemerdekaan. Dengan adanya buku karangan Harry Poeze, lanjutnya, memberikan fakta yang sebenarnya mengenai gambaran pejuang kiri yang berkiprah dalam revolusi kemerdekaan, seperti Tan Malaka. Pengakuan Pelly ketika itu sempat membakar surat-surat diperolehnya dari Tan Malaka yang ditulis pejuang berdarah Minang itu dari penjara, karena tekanan dari penguasa.
Katanya, sudah saatnya para akademisi melakukan pelurusan sejarah sebelum kemerdekaan. Dia menyayangkan pembekuan tim pelurusan sejarah oleh pemerintah yang sempat terbentuk waktu itu, di dalamnya terdapat Ichwan Azhari. Pelly berharap para akademisi terdorong melakukan upaya pengungkapan sejarah yang lurus agar seperti Tan Malaka yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional dimasukkan dalam buku sejarah di sekolah-sekolah. Sejarah Tan Malaka salah satu fakta sejarah, sebelum kemerdekaan, yang terlarang untuk dibaca pada masa Orde Baru dan pemerintah ketika itu menonjolkan komunisme versi penguasa untuk membentuk opini masyarakat terhadap sejarah yang dibelokkan.
Kepala Pussis Unimed Ichwan Azhari ketika membedah buku Tan Malaka mengatakan, pemerintah harus meluruskan sejarah tentang peranan komunis sebelum dan sesudah 1945 yang dinilai sangat berbeda. Baginya, komunis sebagai ideologi pergerakan telah memberi kontribusi dalam proses kemerdekaan Indonesia.
"Kita harus merevisi pandangan tentang komunis. Salah jika kita campuradukkan komunis pasca 1948 dan 1965. Dalam sejarah selama ini, Tan Malaka dibuat sebagai tokoh misterius dan beraliran komunisme," katanya.
Komunisme versi pemerintah Meski Tan Malaka pernah menjabat ketua PKI di Semarang dan perwakilan komunis di Asia Tenggara, dia pernah mengecam komunis ketika idenya ditolak ingin membuat kerjasama komunisme dengan islamisme/Sarikat Islam. Akhirnya, Tan Malaka dianggap sebagai musuh besar komunis karena dituduh berkhianat.
"Beberapa fakta sejarah ini yang tidak ditonjolkan dari seorang Tan Malaka selama ini."
BIODATA:
Nama: Prof Dr Usman Pelly MA
Tempat & Tanggal Lahir: Lhoksemawe, 12 Juli 1938
Istri: Dra Zanibar Parinduri
Anak: 5 orang
- Meutia Nauly, S.Psi, M.Psi Dosen Psikologi Fakultas Kedokteran USU
- Ir. Embun Sari, Staf BPN DKI Jakarta
- DR. Ir. Sri Fajar Ayu, MA Dosen Unimed
- Ratih Baiduri, M.Si Dosen Antropologi Unimed
- Ir. Andalucia, M.Sc Dosen Teknik Arsitektur USU
Agama: Islam
Alamat Rumah; Kompleks Griya Unimed
Jabatan:
- Guru Besar Pascasarjana Unimed (1982- sekarang),
- Promotor/Penguji Luar UNPAJ Bandung 1992
- Guru Besar LB Pascasarjana IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Sumut
- Promotor/Penguji Luar IAIN Jakarta dan Yogyakarta
- External Examiner (Penguji Luar) UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia) Bangi UM (Universiti Malaya) 1997, 2001.
SUMBER: www.topix.com
"Separuh lagi penuh kebohongan," tegas guru besar Unimed itu ketika memberikan tanggapan dan apresiasi dalam acara peluncuran dan bedah buku berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri Dan Revolusi Indonesia karya sejarawan terkemuka dari Belanda Harry A Poeze yang juga Direktur Lembaga Kerajaaan Belanda Untuk Bahasa, Bangsa dan Masyarakat atau Koninklijk Instituut Voor Taal-Landen Volkenkunde (KITLV).
Acara yang diadakan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial (Pussis) Unimed kerjasama dengan KITLV di VIP room Gedung Serbaguna Unimed, tadi siang, menampilkan narasumber Harry A Poeze, Dr Phil Ichwan Azhar (Ketua Pussis Unimed) dan Dr Ridwan Rangkuti, MA (pakar politik USU).
Pelly mengatakan, tidak sedikit fakta telah dikorupsi oleh penggalang koruptor sejarah demi melanggengkan kekuasaan sebelum dan pasca kemerdekaan. Dengan adanya buku karangan Harry Poeze, lanjutnya, memberikan fakta yang sebenarnya mengenai gambaran pejuang kiri yang berkiprah dalam revolusi kemerdekaan, seperti Tan Malaka. Pengakuan Pelly ketika itu sempat membakar surat-surat diperolehnya dari Tan Malaka yang ditulis pejuang berdarah Minang itu dari penjara, karena tekanan dari penguasa.
Katanya, sudah saatnya para akademisi melakukan pelurusan sejarah sebelum kemerdekaan. Dia menyayangkan pembekuan tim pelurusan sejarah oleh pemerintah yang sempat terbentuk waktu itu, di dalamnya terdapat Ichwan Azhari. Pelly berharap para akademisi terdorong melakukan upaya pengungkapan sejarah yang lurus agar seperti Tan Malaka yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional dimasukkan dalam buku sejarah di sekolah-sekolah. Sejarah Tan Malaka salah satu fakta sejarah, sebelum kemerdekaan, yang terlarang untuk dibaca pada masa Orde Baru dan pemerintah ketika itu menonjolkan komunisme versi penguasa untuk membentuk opini masyarakat terhadap sejarah yang dibelokkan.
Kepala Pussis Unimed Ichwan Azhari ketika membedah buku Tan Malaka mengatakan, pemerintah harus meluruskan sejarah tentang peranan komunis sebelum dan sesudah 1945 yang dinilai sangat berbeda. Baginya, komunis sebagai ideologi pergerakan telah memberi kontribusi dalam proses kemerdekaan Indonesia.
"Kita harus merevisi pandangan tentang komunis. Salah jika kita campuradukkan komunis pasca 1948 dan 1965. Dalam sejarah selama ini, Tan Malaka dibuat sebagai tokoh misterius dan beraliran komunisme," katanya.
Komunisme versi pemerintah Meski Tan Malaka pernah menjabat ketua PKI di Semarang dan perwakilan komunis di Asia Tenggara, dia pernah mengecam komunis ketika idenya ditolak ingin membuat kerjasama komunisme dengan islamisme/Sarikat Islam. Akhirnya, Tan Malaka dianggap sebagai musuh besar komunis karena dituduh berkhianat.
"Beberapa fakta sejarah ini yang tidak ditonjolkan dari seorang Tan Malaka selama ini."
BIODATA:
Nama: Prof Dr Usman Pelly MA
Tempat & Tanggal Lahir: Lhoksemawe, 12 Juli 1938
Istri: Dra Zanibar Parinduri
Anak: 5 orang
- Meutia Nauly, S.Psi, M.Psi Dosen Psikologi Fakultas Kedokteran USU
- Ir. Embun Sari, Staf BPN DKI Jakarta
- DR. Ir. Sri Fajar Ayu, MA Dosen Unimed
- Ratih Baiduri, M.Si Dosen Antropologi Unimed
- Ir. Andalucia, M.Sc Dosen Teknik Arsitektur USU
Agama: Islam
Alamat Rumah; Kompleks Griya Unimed
Jabatan:
- Guru Besar Pascasarjana Unimed (1982- sekarang),
- Promotor/Penguji Luar UNPAJ Bandung 1992
- Guru Besar LB Pascasarjana IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Sumut
- Promotor/Penguji Luar IAIN Jakarta dan Yogyakarta
- External Examiner (Penguji Luar) UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia) Bangi UM (Universiti Malaya) 1997, 2001.
SUMBER: www.topix.com
0 Komentar