Like on Facebook

header ads

Di Denmark, Masyarakat Aceh Peringati 4 Desember


Pagi Sabtu 01-12-2012 yang dingin menusuk di Aalborg (Denmark)
Photo: The ACEH TIMES

PENA News | Pagi Sabtu 01-12-2012 yang dingin menusuk di Aalborg (Denmark). Kala itu salju sudah mulai turun memutihkan permukaan bumi.

Saya dan beberapa teman menuju ke sebuah gedung yang sudah dipersiapkan untuk memperingati perjuangan Bangsa Aceh. Alasan kenapa awal 3 hari lebih awal. Disebabkan tanggal 4 itu bertepatan pada hari Selasa dan kebanyakan Rakyat Aceh yang tinggal disini bekerja. 

Apapun ceritanya yang penting semangat dan kemauan Rakyat Aceh di Denamrk masih seperti dulu juga, bedanya kali ini, tidak ada penaikan bendera. Selama penandatanganan MoU Helsinki, kita telahpun ikut aturan perdamaian setiap kali kita memperingati hari perjuangan Bangsa Aceh yang dimotori oleh almarhum Tgk. Hasan di Tiro.

Anwar Umar yang bertanggung awab sebagai Pembawa Acara memberikan beberapa kata pembukaan. Kemudian disusul dengan kata-kata semangat dari Johan Makmor.

Di dalam orasinya Johan Makmor lebih banyak bicara tentang Pengertian Nasionalisme Aceh. Sebab bagi beliau banyak Rakyat Aceh yang rupanya masih tidak mengerti sama sekali apa itu persatuan.

Dengan ketidaktahuan ini, menurut beliau, salah satunya, terjadilah gejolak yang sedang dialami oleh Aceh pada akhir-akhir ini. Menurut beliau juga, apa yang terjadi terhadap ALA, ABAS sebab para pemimpin Aceh sepertinya juga tidak mengerti Nasionalisme Aceh, sehingga terlalu memikirkan sesuatu yang sifatnya tidak menyeluruh (komfrehensif), lebih kepada partial dan rasis.

Beliau juga menyinggung masalah perbedaan cara pikir untuk membangun Aceh yang berbagai ragam.

Menurut beliau juga, siapa saja bisa membangun Aceh dengan cara masing-masing. Tapi apa yang beliau inginkan adalah Bangsa Aceh harus tahu, Pembangunan Aceh tidak akan jadi apa-apa, kalau Bangsa Aceh tak bisa menerima perbedaan cara berpikir. Katanya lagi, perbedaan pendapat itu memang selalu ada, tapi jangan gara-gara beda pendapat, saudara sendiripun dimusuhi.

Sebuah negara tidak akan pernah akan maju, kalau dalam negara itu tidak ada oposisi. Tapi, sebagai oposisi, haruslah tahu juga etika mengkritisi kebijakan pemerintah berkuasa. Kalau oposisi karena dendam, dan hanya tahu menjelek-jelekan lawan, tanpa ada program yang bagus dari oposisi itu sangatlah tidak bagus, itu sangat dilarang oleh agama kita, Islam, tambah Johan Makmor.

Di akhir kata-katanya beliau sekali lagi berharap agar Bangsa Aceh tidak mudah mengalah dengan keadaan dan harus terus berusaha untuk membawa Aceh ke arah yang lebih maju dan bermartabat. Untuk mencapai semua itu, maka bangsa Aceh dimana saja berada dan dibelahan bumi ini, agar Nasionalisme Aceh harus dimengerti dengan baik. Kalau tidak mengerti maka tak usah bermimpi mau Memerdekakan Aceh dalam bentuk apa saja Merdeka itu. ”You'll never managed to build Aceh if you do not understand the meaning of unity, and DO NOT EVER DREAM IT” kata beliau dalam bahasa asing.

Acara kemudian ditutup dengan doa bersama oleh Tgk. Ansari, doa itu ditujukan kepada para syuhada yang telah syahid. Dan untuk kebahagiaan Bangsa Aceh yang masih bernyawa dimana saja mereka berada di atas dunia Allah ini.
Laporan JB. Habib
The ACEH TIMES Europa

SUMBER: www.tabloidsuarapublik.com
The ACEH TIMES adalah
Group Campany Tabloid SUARA PUBLIK


Posting Komentar

0 Komentar