Sang Petualang Yang Tak Kenal
Lelah
Berawal dari Base Camp Manok Juwah
Komando Sagoe, sampai ke Camp Manok Meuaneuk Komando Wilayah
Pase. Nibak jak menuntut ileume Aceh Merdehka/Achehness pada awal tahun
1997-1998. Kami sudah mengikuti siding (pengadilan) Tgk. Ishak Daud yang
terlibat GAM. Dan kami sudah tahu DOM sudah dicabut. Saya dan teman-teman yang
sudah tahu tentang desas desus GAM. Menunggu harinya, kapan pulang Muhammad
Rajab, beliau seorang tokoh GAM tahun 90-an yang selamat dari pengepungan Kopassus
di Nisam.
Pada tahun 1999, Tgk. Sulaiman Paloh
Punti/Malem Panyang datang dari Malaya (Malaysia ) yang langsung menuju ke Nisam.
Beliau sering menghadiri penerangan/dahwah Aceh Merdehka disemua tempat. Pada
suatu malam beliu menginap di kampung kami dengan membawa 1 pucuk senjata M 16.
Dan pada malam itu lah kami bisa bertanya lebih banyak tentang persiapan
latihan kami.
Dan persenjataan untuk kita
berjuang karena, kami telah siap untuk latihan fisik waluapun kami sudah 2 tahun
bergabung dengan rekan-rekan GAM tapi, kami belum melakukan latihan militer karena
waktu dan tempat belum strategis.
Waktu Itu Umur Saya Baru 18 Tahun
I m r a n |
Sedikit saya cerita kisah masa
latihan mulai malam pertama, dimana camp berpindah-pindah dan bertukar sepatu
dan baju, bangun jam 5 subuh shalat subuh dan lari sampai jam 8 pagi tembus ke lapangan
lebih kurang 30 km tiap pagi lari. Atau 2,5 jam lari tiap pagi selama 3 bulan dengan
perlengkapan apa adanya. Lompat dari mobil, merayab tangan diikat, menembak dengan
posisi tiarab, posisi jongkok dan posisi berdiri, perut saya diinjak oleh orang
yang berat 75 kg. Dengan anggota 123 orang prajurit yang senantiasa ikhlas berlatih
demi satu tujuan. Anggota yang bercampur baur ada enam orang dari Bireuen ada yang
dari tempat lain. Selama enam bulan latihan fisik di lapangan dan latihan lokal
ideologi selesai. Teuntra gerilya Aceh berhasil melakukan latihan sampai seasson
terahir,
Selelai latihan kami membentuk
satu pasukan muda dengan nama Pasukan Limpeun dengan senjata 12
pucuk yang jumlah anggota 15 personil. Senjata yang diberi oleh Panglima Muda
D-1 Pasee, Tgk. Ilyas Pasee/Tgk. Ilyas A. Hamid (Bupati Aceh Utara 2007-2012) sesama
muda-muda, kami bisa bertahan selama 2 tahun. Dan sering terjadi kontak tembak
di kawasan PT. Arun LNG dikawasan Ujung Pacu Kota Lhokseumawe.
Karena kami muda-musa sering
melakukan penghadangan deri jarak dekat. Dan, kami cari posisi menang karena
kami takut anggota cuma 15 orang dan masih ada hubungan saudara karena pasukan
lokal cuma bisa mengawasi Nisam dan Muara Satu Kota Lhokseumawe. Selain kami banyak
juga pasukan lain yang mondar mandir di D-1 Pasee yang akhirnya kita singkat
cerita pada thn 2001 malam kamis kami terkepung di sebuah rawa-rawa yang lebih
dikenal Paya Cot Trieng yang terkepung disitu ada 75 orang pasukan yang terbagi-bagi.
Karena Panglima Muda baru diganti dengan Tgk. Syaridin Paloh maka terkepung lah
sama kami oleh TNI Marinir dan Kopasus serta Raider 700.
Nantikan lanjutannya, perjuangan di Camp Piranha
Ahmad Kandang dan sampe trok teuntra gayo bak kamoe jak mita peluru. BERSAMBUNG
BY Imran
Nisam - Pasee
SUMBER: www.tabloidsuarapublik.com
0 Komentar