PENA - History 17-05-2014 Sedikit tentang kisah "Bis Aceh Express" yang mulai keropos
dan tak tertutup sehingga dimungkinkan akan menjadi besi tua, serta akan dibuang ketempat pemusnahan
besi tua.
Alkisah, pada Tahun 2005 (MoU Helsinki-red) telah dibeli sebuah "Bis Mewah" untuk
orang Aceh. Bis ini diharapkan bisa membawa orang Aceh ke destenasi yang
diharapkan. Tidak dipungkiri, kehadiran bis ini sangat ditunggu
tunggu dan semua orang Aceh sangat bergembira karena kedatangannya akan
memberikan harapan yang baru untuk kemudahan orang Aceh menuju ke destinasi
yang dituju. Kehadiran bis inipun disambut dengan doa, air mata dan
kegembiraan yang tiada tara. Sejak hari pertama berada di Aceh bis ini sangat
di agung agungkan, seolah olah tak ada bis yang sebaik itu di dalam dunia ini.
Padahal bis ini hanya "kendaraan" yang biasa yang memang kalau dirawat
dengan baik akan bisa membawa rakyat Aceh kedestinasi yang dituju. Maka dengan
kebersamaan dicarilah orang yang akan menjadi "Supir Bis" ini. Walau dengan suasana yang tegang dan ada sedikit salah
pengertian, maka ditemukanlah seorang supir dan co sopir (kernet) yang akan menjadi
orang kepercayaan orang Aceh akan membawa penumpang ke destinasi yang dituju.
Singkat cerita Bis Aceh Express ini sejak dari pertama
sudah kelihatan mogok-mogok, tapi maklumlah sebab yang menyupir, kernet dan
penumpang kurang tahu tentang mekanik auto maka dipikir, mogoknya bis itu karena
baru keluar dari pabrik. Ada yang mengusulkan agar bis ini di jaga oleh orang yang
tahu mekanik, tapi usulan itu dianggap angin lalu, sebab supir, kernet dan
penumpang merasa pandai dalam segala bidang, maka usulan dari orang lain hanya
di anggap seperti anjing menggonggong kafilah berlalu.
Maka perjalananpun diteruskan, walau tersendat-sendat ditengah jalan, tapi tetap saja diteruskan. Dan pada akhirya bis inipun mulai
tambah kehilangan kekuatannya, mesin yang tidak dirawat sudah mengeluarkan
selender hitam, ban yang sejak dari awal tak pernah berganti sudah mulai
hilang bunganya, cat di body sudah mulai kabur dan besi body sudah kelihatan
ada keroposnya. Padahal kalau diukur dari umurnya, bis ini tidaklah terlalu tua
sekali sehingga menjadi keadaannya seperti itu.
Tapi sebabkan tidak dijaga, dan tidak terkontrolnya,
siapa yang naik kesitu dan terlalu banyak kernet yang saling bersikut sikut
untuk meminta ongkos dari penumpang sehingga lupa akan keadaan bis yang makin
lama makin oleng.
Pada pertengahan cerita maka bis inipun jadi bahan pertikaian antara toke-toke yang ikut andil dalam pembelian bis itu. Pertikaian
ini tak bisa lagi dielakkan, sehingga sesama toke, kernet saling berhujat,
dan pada akhirnya ada diantara mereka yang hilang nyawa, penumpang yang tak
tahu apa apa juga jadi mangsa pertikaian ini. Bis yang di anggap akan membawa rakyat Aceh ke destinasi
yang dituju ini telah menjadi bis yang membawa rakyat Aceh destinasi yang makin
tak jelas.
Banyak juga yang tak mau lagi menggunakan jasa bis ini,
sehingga ada juga yang minta agar mereka jangan dikait kaitkan dengan pembelian
bis ini, dan malah minta saham mereka di kembalikan secara total sehingga
mereka bisa beli bis sendiri. Sampai saat ini, Bis Aceh Expres itu sudah dua kali rakyat
Aceh berikan kesempatan untuk disetir oleh orang yang mengaku bisa nyetir. Ternyata
dua duanya sopir ini belum bisa dikatakan bisa menyetir.
Supir dan co Supir pertama mengaku, waktu itu disebabkan
bisnya masih baru jadi mulai dari kernet sehingga penumpang banyak yang MEULEPAH GALAK / TIAK ATAS (Euporia), sehingga
lupa akan kekuatan ban, mesin dan body Bis itu, dan tak pernah memikirkan kalau
ada penumpang yang memang sengaja naik ke dalam bis itu untuk merusak. Itulah pengakuan Supir Pertama Bis itu. Entah ia atau tidak cerita itupun seperti fiktif
jadinya.
Disebabkan pertikaian ini, maka kernet dan
penumpang di dalam bis itupun sudah tidak jelas, mulai dari orang yang dulunya
benci akan pembelian bis itu sampai orang yang pernah mau membakar bis itu,
kini jadi penumpang dan kernet didalam Bis Aceh Express itu.
Supir kedua kali ini bukanlah supir yang tanggung-tanggung. Seorang supir yang di import dari Europa, yang katanya sudah berpengalam sekali menjadi supir sewaktu berada di Europa. Dan, Kernetnya Seorang Mantan Jenderal yang katanya sudah bepengalaman dan bidang mekanik automobil.
Tapi sayangnya setelah berapa tahun menjadi supir tenyata
tak kelihatan kecakapannya dalam mengendalikan bis ini, padahalan bis ini
berada di jalan tol yang aspalnya bisa dilalui oleh Formula One. Malah anehnya sopir ini asyik menurunkan dan menaikkan kernet
saja kerjanya. Sehingga penumpang
di dalam sudah tambah tak tahu lagi kemana arah bis ini menuju. Padahal
sebelum masuk jalan tol, seharusnya sudah disiapkan kernet yang betul betul tahu
menjadi kernet, jadi tak seharusnya berhenti ditengah jalan dan sebentar sebentar tukar kernet lan.
Banyak penumpang didalam sudah mulai pusing dan merasa
mual-mual, sebab kepanasan dan AC Bis yang sama sekali sudah tak berfungsi
disebabkan supir dan kernet merokok didalam bis itu.
Bis yang berada di jalan tol ini akhirnya seperti berada
di jalan yang berlubang dimana penumpang didalamnya seperti di ayun ombak
besar, dan sudah kelihatan mulai sakit sakitan. Ditambah lagi supir dan co supir sudah tak nyaman lagi,
maka semakin bertambah parahlah perjalanan Bis Aceh Expres ini.
Rusaknya bis ini
tidak terlepas dari sebab perbedaan pendapat banyak antara toke toke yang dulu
sangat berjasa dalam pembelian bis ini ada yang sudah ditendang saham mereka, malah
dikatakan merekalah dalang perusakan Bis Aceh Express ini.
Ada cerita mengatakan
bahwa bis ini pernah diperbaiki, tapi mekaniknya orang dari luar Aceh, sehingga
bukan perbaikan yang mereka bawa, tapi malah merusak bis itu secara pelan-plan
dari dalam, caranya dengan memasukkan garam ke dalam ruang salender dan tangki
minyak.
Bis Aceh Express yang
dulunya megah, gagah dan tegap, kini semakin keropos dan tak berdaya. Disebabkan
oleh nafsu dan dangkalnya ilmu mekanik tentang Auto.
Sebenanya banyak
cerita cerita yang aneh aneh tentang Bis Aceh Express ini, dan cerita itu mirip
seperti cerita dalam film hantu, sehingga untuk menyelidiki cerita itu
diperlukan para normal atau dukun yang bisa membongkar cerita sebenarnya dari
hantu-hantu yang yang masih gentayangan.
Banyak yang bilang
kalau cerita bis ini tidak boleh terlalu disebut-sebut, sebab banyak dari
mereka yang coba membongkar cerita bis ini, akhirnya rahib tak berbekas. Kalau
adapun yang berbekas tapi tak pernah ada penyelesaiannya.
Saya hanya bisa berdoa
semoga ada yang bisa menggantikan sopir bis ini kelak, dan saya berharap dan
berdoa agar sopir dan kernetnya nanti bisa memperbaiki bis ini. Dengan kata lain,
mereka mengerti menyupir dan mengerti mekanik sehingga bis ini akan melaju lagi
di trek yang diharapkan akan membawa penumpang destinasi yang dituju. Dan yang
paling penting tak usah mengundang mekanik dari luar yang akan merusak bis itu
dari dalam dengan tanpa sepengetahuan semua.
Penulis: Win Andesken
0 Komentar