 |
| Imran |
PENA News | Taiwan adalah sebuah Wilayah Otonomi Khusus dari China\RRC, dan saat ini Taiwan sedang “naik daun” yang maju disegi pendidikan dan perekonomiannya. Banyak sekali orang-orang dari luar taiwan yang datang untuk belajar ke sana, termasuk dari Aceh.
Putra Putri Aceh juga sudah banyak yang melanjutkan kuliah pada Strata Pascasarjana (S2) di Negeri Taiwan. Dimana rakyat Taiwan bisa hidup sejahtera walaupun pemerintahan mereka dalam pengawasan pemerintah induknya, China/RRC, tapi pemimpin mereka sangat bijak dan adil tidak ada istilah “selamat” jika ketahuan melakukan korupsi dalam pemerintahannya.
Taiwan bukanlah Negeri Muslim, dan China juga bukan Negara Muslim. tapi setiap kewenangan yang telah diberikan untuk daerah tidak ada istilah “potong kain dalam lipatan”. Taiwan punya kewenangan penuh dalam provinsinya tidak ada campur tangan pusat dalam hal pembangunan, pendidikan dan kesehatan atau dalam menciptakan industri untuk peningkatan ekonomi rakyatnya, kecuali keamanan luar (external) yang masih tanggungjawab penuh pada Tentara China.
Sekarang mari sama-sama kita lihat kondisi Aceh yang sudah mendapat kewenangan 70% dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) pasca penandatanganan MoU antara RI dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) untuk mengakhiri konflik bersenjata yang berahir pada tanggal 15 Agustus 2005.
Hari ini, Aceh sudah punya kewenangan dalam hal Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi serta Politik. Tapi, belum ada titik terang yang menjanjikan, sehingga saya memuncul pertanyaan yang mengganjal dibenak saya, “Apakah kita Bangsa Aceh yang begitu egois?” atau, “Mungkinkah ada pihak yang sengaja ingin menghancurkan Aceh untuk kesekian kalinya?”
Semoga saja ditahun 2014 akan ada perubahan dari segi Ekonomi dan Pendidikan, agar para Pekerja Politik cepat sadar, supaya jangan dijadikan Pertai Politik (Parpol) sebagai sandaran Ekonomi anda. Jadikan Parpol sebagai sebagai alat untuk penyampaian aspirasi Politik untuk kesejahteraan Rakyat secara menyeluruh.
Putra Putri Aceh juga sudah banyak yang melanjutkan kuliah pada Strata Pascasarjana (S2) di Negeri Taiwan. Dimana rakyat Taiwan bisa hidup sejahtera walaupun pemerintahan mereka dalam pengawasan pemerintah induknya, China/RRC, tapi pemimpin mereka sangat bijak dan adil tidak ada istilah “selamat” jika ketahuan melakukan korupsi dalam pemerintahannya.
Taiwan bukanlah Negeri Muslim, dan China juga bukan Negara Muslim. tapi setiap kewenangan yang telah diberikan untuk daerah tidak ada istilah “potong kain dalam lipatan”. Taiwan punya kewenangan penuh dalam provinsinya tidak ada campur tangan pusat dalam hal pembangunan, pendidikan dan kesehatan atau dalam menciptakan industri untuk peningkatan ekonomi rakyatnya, kecuali keamanan luar (external) yang masih tanggungjawab penuh pada Tentara China.
Sekarang mari sama-sama kita lihat kondisi Aceh yang sudah mendapat kewenangan 70% dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) pasca penandatanganan MoU antara RI dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) untuk mengakhiri konflik bersenjata yang berahir pada tanggal 15 Agustus 2005.
Hari ini, Aceh sudah punya kewenangan dalam hal Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi serta Politik. Tapi, belum ada titik terang yang menjanjikan, sehingga saya memuncul pertanyaan yang mengganjal dibenak saya, “Apakah kita Bangsa Aceh yang begitu egois?” atau, “Mungkinkah ada pihak yang sengaja ingin menghancurkan Aceh untuk kesekian kalinya?”
Semoga saja ditahun 2014 akan ada perubahan dari segi Ekonomi dan Pendidikan, agar para Pekerja Politik cepat sadar, supaya jangan dijadikan Pertai Politik (Parpol) sebagai sandaran Ekonomi anda. Jadikan Parpol sebagai sebagai alat untuk penyampaian aspirasi Politik untuk kesejahteraan Rakyat secara menyeluruh.
Wassalam
I m r a n
I m r a n
0 Komentar