PENA News | Jika melihat berbagai komentar, khususnya di dunia maya (facebook), pernyataan "Gayo Bodoh" telah banyak menarik minat para pengguna jejaring sosial memberikan penilaian baik secara objektif maupun subjektif. Karenanya menimbulkan pro dan kontra, serta ada juga yang mencoba menggiring maupun mempolitisir dan atau mempelintir dua kata tersebut.
Ada yang memberikan penilian bahwa komentar-komentar "pemirsa" di facebook tidak semuanya berkesan cerdas dan dapat berlapang dada menghadapi pernyataan 'Gayo Bodoh" yang diekspose oleh salah satu akun SM (inisial) via status FB. Menurut narasumber tersebut, awalnya merasa gelisah, karena dia kenal dengan Saifunsyah, adalah orang yang berilmu, beradab dan sejauh ini sangat menjaga sikap serta kata-kata yang diucapkannya.
Lebih lanjut dia juga menjelaskan, Saifunsyah juga tidak mudah terprovokasi, apalagi meledak-meledak menyampaikan pernyataannya, konon pula di depan publik, menurut sumber yang layak dipercaya ini.
KRONOLOGI SINGKAT
- Saifunsyah menghadiri forum rapat tersebut sama sekali bukan mewakili PKS (apalagi sebagai Sekjen. DPW PKS Aceh) tapi semata-mata undangan pribadi dari 'TIFA'. Sebagai mantan mahasiswa Magister Akuntansi Unsyiah Banda Aceh. Karena sebelumnya undangan tersebut sudah ditolak karena kesibukan. Namun karena pertemanan akhirnya bisa turut hadir.
- Timbulnya kata-kata " Gayo Bodoh" menurut salah satu versi
- Disaat diskusi sedang berlangsung, perwakilan adik-adik mahasiswa (Gayo) angkat bicara. Mereka mengatasnamakan 'GAYO MERDEKA', yang salah satu perwakilannya menyampaikan pendapat/keluhan pada forum diskusi. Dimana mereka mengucapkan rasa "terimakasih" kepada Pemerintah Aceh (dibawah Partai PA) bahwa telah mengesahkan: Hymne, Bendera dan Logo Aceh dengan demikian telah membulatkan tekat kami (Gayo) untuk segera 'MERDEKA'......
- Nah disaat giliran Saifunsyah angkat bicara (karena sebelumnya banyak narasumber lainnya yang juga ikut bicara). Saifunsyah langsung mengkritisi/merefresh pernyataan adik-adik mahasiswa yang ingin 'Merdeka'. Saifunsyah mencoba meyakinkan dan sedikit membuka sejarah bahwa Gayo tidak bisa dipisahkan dari Aceh karena adanya Aceh dikarenakan Gayo dan juga sebaliknya dan 'The Original Acheness People is GAYO'. Dan ini pernyataan selanjutnya dari Saifunsyah (yang menjadi polemik saat ini)......." Dan dengan sejarah yang demikian 'bersahabat', SANGATLAH BODOH JIKA ORANG GAYO MINTA MERDEKA'......" (mimik muka Saifunsyah menyampaikan pernyataan itu sangatlah halus, jadi tidak bersifat emosional apalagi menjugde).
Dari ulasan singkat di atas sangatlah jelas, runutan pernyataan 'GAYO BODOH' sama sekali tidak berkorelasi/berhubungan dengan kalimat atau pernyataan Saifunsyah. Dan hal itu, murni kesimpulan SEPIHAK yang melihat hanya kalimat terakhirnya tanpa memaknai kata-kata/kalimat di atasnya.
Mudah-mudahan pernyataan di atas bisa menyejukkan kita semua. Dan mohon rekan-rekan untuk bisa selalu menjaga ukhuwah dan tidak emosional dalam bersikap. Harus diingat, ini forum umum dan siapapun bisa mengkritisi/membaca/menyimak serta berkomentar. "Kita semua adalah SATU" dan jagalah persatuan kita ini demi Bangsa Aceh yang lebih aman, makmur dan sejahtera.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. [Al Hujurat : 6].
Laporan
Team PENA
0 Komentar