GERAKAN ACEH MERDEKA DI DENMARK MEMBANTAH
PERNYATAAN DEPUTI SEKJEN PBB JAN ELIASSON
Menyikapi pernyataan Deputi Sekjen PBB Jan Eliason adalah hal yang menarik karena dia memuji kinerja DPR RI berhasil menyuseskan proses damai di Aceh. Dari pernyataan tersebut, dapat dilihat bahwa Jan Eliason tidak pernah berkunjung langsung ke Aceh untuk melihat bagaimana sebenarnya proses damai yang terjadi di sana. (http://www.pena-aceh.org/2012/12/pbb-nilai-dpr-ri-sukses-damaikan-aceh.html - baca link)
Ungkapan keberhasilan Parlemen Indonesia yang dikatakan Jan Eliason hanyalah permainan politik semata yang sedang diperankan olehnya. Jika melihat kondisi riil di Aceh, pernyataan sang deputi itu sangatlah keliru dan terlalu mengada-ada. Di Aceh setelah adanya MoU (Perdamaian) masih terjadi intimidasi, teror dan pembunuhan yang jelas terlihat dengan mata telanjang.
Terlebih proses hukum dari sekian banyak aksi tersebut yang ditangani lembaga Peradilan Indonesia dan belum ada putusan hukum terhadap para pelakunya. Jika menilai DPR RI berhasil, tentu timbul pertanyaan dibenak kita, bahwa standarisasi apa yang dipakai dalam menetukan tingkat keberhasilan dimaksud.
Barometer kesuksesannya tidak jelas dan study untuk itu juga sepertinya tidak dilakukan secara mendetail dan terperinci. Kami menganggap bahwa delegasi Indonesia atau Wakil dari DPR RI ini telah berbohong dihadapan publik tentang Aceh.
Sebab itulah kami dari GAM yang berdomilisi di Denmark sangat tidak setuju dengan pernyataan di atas. Kita mau kejujuran dan keihklasan atas perdamaian di Aceh, Tanpa kejujuran dan keihklasan maka kita tidak akan bisa menjaga perdamaian ini dengan baik.
Alasan kami membantah adalah, bahwa kami tidak melihat adanya tingkat keadilan dan kedamaian kepada GAM untuk menggerakan sayapnya secara bebas di Aceh. Hal ini bisa kita lihat dari banyak segi, salah satunya adalah, pelarang mengibarkan bendera GAM setiap kali GAM mengadakan Milad.
Setelah 2006 kami juga tidak melihat adanya kantor GAM di Aceh. Sedangkan yang menandatangani perjanjian (MoU) di Helsinki adalah GAM dan RI, bukan KPA/PA apalagi DPRA, atau apa saja bentuk organisasi yang ada di Aceh.
Dari segi hukum, kalau terjadi sesuatu dengan MoU maka GAM-lah satu satunya yang bisa duduk berunding lagi dengan RI. Ini jelas disebutkan dibait terakhir dalam MoU. Maka dengan itulah kami sangat khawatir, kalau GAM tidak exis secara nyata, (nyata dalam arti kata, adanya kantor-kantor GAM di seluruh wilayah Aceh), maka bagaimana kita menunjukkan komitmen kita, yaitu menjaga perdamaian Aceh secara bersama.
Jadi sangatlah mengherankan kami dan menimbulkan pertanyaan, dari mana datangnya kata BERHASIL yang datang dari mulut Jan Eliasson ini? Sedangkan mau mengibarkan bendera GAM saja tidak bisa.
Kami dari GAM yang setia mendukung perdamaian dan MoU Helsinki antara GAM dan RI, sangat kecewa dengan pernyataan-pernyataan seperti ini. Sekali lagi kami tegaskan, penyiaran seperti ini adalah pembohongan terhadap publik yang dibuat secara terang terangan.
Kami juga sangat menyayangkan pernyataan-pernyataan sebagian pimpinan KPA di Aceh, yang melarang dengan terang-terangan untuk pengibaran bendera GAM. Kami berpendapat bahwa banyak di antara Ketua KPA di Aceh yang tidak mengerti arti dari MoU Helsinki.
Salam Perdamaian
Tgk. Calasio
Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) di Denmark
e-mail: gamdenmark@gmail.com
Ungkapan keberhasilan Parlemen Indonesia yang dikatakan Jan Eliason hanyalah permainan politik semata yang sedang diperankan olehnya. Jika melihat kondisi riil di Aceh, pernyataan sang deputi itu sangatlah keliru dan terlalu mengada-ada. Di Aceh setelah adanya MoU (Perdamaian) masih terjadi intimidasi, teror dan pembunuhan yang jelas terlihat dengan mata telanjang.
Terlebih proses hukum dari sekian banyak aksi tersebut yang ditangani lembaga Peradilan Indonesia dan belum ada putusan hukum terhadap para pelakunya. Jika menilai DPR RI berhasil, tentu timbul pertanyaan dibenak kita, bahwa standarisasi apa yang dipakai dalam menetukan tingkat keberhasilan dimaksud.
Barometer kesuksesannya tidak jelas dan study untuk itu juga sepertinya tidak dilakukan secara mendetail dan terperinci. Kami menganggap bahwa delegasi Indonesia atau Wakil dari DPR RI ini telah berbohong dihadapan publik tentang Aceh.
Sebab itulah kami dari GAM yang berdomilisi di Denmark sangat tidak setuju dengan pernyataan di atas. Kita mau kejujuran dan keihklasan atas perdamaian di Aceh, Tanpa kejujuran dan keihklasan maka kita tidak akan bisa menjaga perdamaian ini dengan baik.
Alasan kami membantah adalah, bahwa kami tidak melihat adanya tingkat keadilan dan kedamaian kepada GAM untuk menggerakan sayapnya secara bebas di Aceh. Hal ini bisa kita lihat dari banyak segi, salah satunya adalah, pelarang mengibarkan bendera GAM setiap kali GAM mengadakan Milad.
Setelah 2006 kami juga tidak melihat adanya kantor GAM di Aceh. Sedangkan yang menandatangani perjanjian (MoU) di Helsinki adalah GAM dan RI, bukan KPA/PA apalagi DPRA, atau apa saja bentuk organisasi yang ada di Aceh.
Dari segi hukum, kalau terjadi sesuatu dengan MoU maka GAM-lah satu satunya yang bisa duduk berunding lagi dengan RI. Ini jelas disebutkan dibait terakhir dalam MoU. Maka dengan itulah kami sangat khawatir, kalau GAM tidak exis secara nyata, (nyata dalam arti kata, adanya kantor-kantor GAM di seluruh wilayah Aceh), maka bagaimana kita menunjukkan komitmen kita, yaitu menjaga perdamaian Aceh secara bersama.
Jadi sangatlah mengherankan kami dan menimbulkan pertanyaan, dari mana datangnya kata BERHASIL yang datang dari mulut Jan Eliasson ini? Sedangkan mau mengibarkan bendera GAM saja tidak bisa.
Kami dari GAM yang setia mendukung perdamaian dan MoU Helsinki antara GAM dan RI, sangat kecewa dengan pernyataan-pernyataan seperti ini. Sekali lagi kami tegaskan, penyiaran seperti ini adalah pembohongan terhadap publik yang dibuat secara terang terangan.
Kami juga sangat menyayangkan pernyataan-pernyataan sebagian pimpinan KPA di Aceh, yang melarang dengan terang-terangan untuk pengibaran bendera GAM. Kami berpendapat bahwa banyak di antara Ketua KPA di Aceh yang tidak mengerti arti dari MoU Helsinki.
Salam Perdamaian
Tgk. Calasio
Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) di Denmark
e-mail: gamdenmark@gmail.com
SUMBER: www.tabloidsuarapublik.com
2 Komentar
Deputy Secretary-General in January Eliason to respond on the success of the peace in Aceh is to hear and see at a glance the results of the peace process in Aceh, reasonable and worthy of praise while the performance of the House of Representatives is a deputy to believe all that easy without any evaluation, the results of research and studies peace in Aceh, Deputy statement without any basis just an empty statement that would undermine the credibility of the UN Deputy secretary General for the World including weak organization in meyikapi statement of the benefits of peace in Aceh.
BalasHapusSura Terbuka Kepada Yang Terhormat, Bapak (Dr) Husaini Hasan (Sesepuh Aceh Merdeka)dan kepada semua yang berseteru !
BalasHapusPerihal : Indonesia Raya dan pendapat Anda yang ada di link ini http://www.michr.net/nkri-didirikan-di-atas-konsep-yang-salah.html
Bapak Husaini Hasan yang terhormat !
Indonesia Raya sejak berdirinya telah memiliki paradigma di dalam mengembangkan NKRI.
Paradigma - Pancasila adalah satu-satunya yang dipegang-teguh oleh Indonesia Raya, bukan oleh aparatur yang mencoba menjalankan Indonesia Raya.
Indonesia Raya adalah sesuatu spirit yang hidup ; ... Indonesia Raya adalah sesuatu jiwa yang memiliki kehendak dan ketidak-berkehendakan bagi dirinya sebagai pihak atau sesuatu spirit yang memilki keharusan-keharusan sebagai perilakunya di dalam mengikuti dan mengiringi percepatan bumi (secara-keseluruhan) atas nama tingkatan keharusan-keharusan yang harus (akan) ditempuhnya.
Analogi-persamaannya adalah selayak gunung atau lautan yang memiliki MALAIKAT-penjaga sebagai (spirit) keberseimbangan alam, antara daratan, gunung, lautan berbagai tingkatan langit, udara dan seterusnya dan sejenisnya.
Mereka semua bergerak secara terpimpin atas nama spirit-alam. Ada matahari; ada bulan; ada berbagai planet dan bintang-bintang yang kesemuanya bergerak sebagai saling berbahu-membahu dengan spirit-keterpaduan semesta alam.
...bahkan ! Untuk sehelai daun yang jatuh pun memiliki spirit-keterpaduan-alam sebagai hitungan-turunan yang memilki penalaran dari masing-masing symbol identifikasi-status-percepatannya (matematikanya)
MAKA ! Jangan sekalipun Anda mengira Indonesia-Raya hanya sebuah nama. Tidak ! Tidak sekali-kali ! Indonesia Raya (adalah)
bahkan seperti jiwa yang memiliki AMARAH KETIKA KEHENDAKNYA DIHALANGI.
" DI MANAKAH, WAHAI ENGKAU INDONESIA RAYA BERADA ? "
Di dalam literatur islam telah diceriterakan bahwa adalah "SESEORANG" yang bernama MUHAMMAD,-shalla-ALLAH(*)U 'alaieehi wa sallam dipercayakan sebagai PEMEGANG KUNCI-KUNCI PERBENDAHARAAN-BUMI.
...DI SANALAH ! KITA AKAN MENEMUI SESUATU JIWA YANG BERNAMA INDONESIA RAYA !
...Maka kepada sesiapa saja yang memiliki spirit-berkeberatan atau REIFICATIONATE FOR, terhadap tingkatan perkembangan percepatan Indonesia Raya. CARILAH ! DAN TEMUILAH SESEORANG ITU !
... KENALILAH SESEORANG ITU ! AGAR SUPAYA TIDAK TERJADI KETERBENTURAN KEPENTINGAN.
...BELIAU BUKAN HANYA SEBAGAI PEMEGANG KUNCI-KUNCI PERBENDAHARAAN BUMI, TETAPI BELIAU ADALAH MEMILIKI KEHENDAK DAN KETIDAK-BERKEHENDAKAN BAGI BERBAGAI PERCEPATAN KEPENTINGAN TERUTAMA YANG BERHUBUNGAN DENGAN; ... " APA YANG ANDA INGINKAN DARI KEKAYAAN BUMI INDONESIA RAYA ? "
BELIAU ADALAH SESEORANG YANG SANGAT LEMBUT DAN SANTUN (TIDAK ADA SIFAT MENCELA), TETAPI BELIAU JUGA MEMILIKI KETEGASAN YANG BERMUATAN (SEBAGAI): " DATANGI, BANTAI, BAKAR-HANGUS, KEMUDIAN TINGGALKAN ! "
...BERSAMBUNG ! SAMPAI JUMPA LAGI KEMUDIAN ... !
http://www.michr.net/