Oleh: M. Armiyadi Signori
“Nama saya Montse Bernabus dan ini kawan saya Paula Clarimon, kami dari Barcelona”.
“OK, senang
bertemu kalian, Spanyol sangat popular di negara saya terutama di Kota
Banda Aceh, tempat saya tinggal. Karena pasca Tsunami banyak tentara
kalian yang membantu membersihkan kota kami dari sisa Tsunami dan negara
kalian sangat jago main bola kaki”
“Maaf, kami
dari Catalunya (Katalan) bukan spanyol, kami pendukung Tim Barcelona. Walaupun, kami tidak begitu menyukai sepak bola”. Ini, pengalaman pertama
kali bertemu dua mahasiswi asal Barcelona di kampus saya, di Norwegia
yang kemudian menjadi kawan akrab saya.
Ucapan
dua mahasiswi tersebut bisa jadi mewakili perasaan kebanyakan warga
Catalunya yang “Tidak Bahagia” bergabung dengan negara induknya Spanyol
dan salah satu bentuk perjuangan mereka adalah melalui sepak bola, tidak
memberi efek langsung memang. Namun, bagi warga Catalunya ketika Tim
Barcelona mampu mengalahkan Real Madrid dalam laga bertitel El Clasico,
ini adalah kemenangan mereka terhadap Spanyol.
Kisah
perseteruan warga Catalunya dengan Pemerintah Pusat (Spanyol) dimulai
pada tahun 1934. Spanyol pada saat itu dipimpin oleh Jenderal Franco
yang sangat otoriter dan warga Catalan menolak bergabung dengan
pemerintahannya.
Mereka
mempergunakan tim sepak bola, Barcelona sebagai arena tempat berkumpul,
berpendapat, dan menggunakan bahasa Catalunya, Jenderal Franco melarang
penggunaan bahasa tersebut. Klub Barcelona bukanlah milik seseorang
atau keluarga tapi milik anggotanya yang secara rutin membayar iuran
setiap tahunnya.
Ada
beberapa kisah menarik yang terjadi pada masa itu diantaranya
pembunuhan Josep Sunol, Presiden Barcelona oleh pihak militer pada tahun
1936, serta ancaman dari pihak militer agar Barcelona mengalah kepada
Real Madrid pada leg kedua piala Copa Spanyol, skor akhirnya adalah 11-1
untuk Real Madrid, padahal pada pada leg pertama Barcelona telah menang
3-0.
Di
luar cerita sepak bola, Barcelona, ibukota Catalunya adalah kota
terbesar kedua di Spanyol setelah Madrid. Dengan jumlah penduduk sekitar
3 juta, kota ini sangat indah dan dijuluki kota paling bergaya di Eropa
setelah Paris dan Milan.
Ketika
saya dan tiga rekan keluar dari bandara El Prat Barcelona, langsung
disuguhi suasana yang berbeda dengan kebanyakan kota di Eropa lainnya.
Kota yang terletak di pinggir laut mediterania ini merupakan perpaduan
gaya modern dan tradisional ala meditarenia dan Catalunya.
Disepanjang
jalan menuju pusat kota, kami bisa menikmati keindahan pohon palm yang
berjejer disepanjang jalan dan bangunan-bangunan yang ada di perbukitan.
Menariknya lagi kota ini tetap indah dikunjungi pada musim apapun,
cuaca dan suhunya tetap bersahabat, sesuatu yang tidak dimiliki oleh
kebanyakan negara Eropa lainya, terutama di Eropa Utara atau
Skandinavia. Di kota ini, anda tidak perlu berjuang melawan salju pada
musim dingin.
Ada
banyak tempat menarik di kota ini, salah satu yang paling terkenal
adalah Sagrida Familia. Katedral ini, sudah dibangun sejak tahun 1884,
namun anehnya sampai sekarang belum selesai pembangunannya dan butuh
waktu 40 tahun lagi untuk merampungkannya. Katedral ini, merupakan
kebanggaan warga Barcelona dan objek wisata yang paling banyak
dikunjungi oleh turis, oleh UNESCO bangunan ini masukan dalam salah satu
warisan dunia.
Namun
yang paling menarik bagi kami tentunya mengunjungi Camp Noe, Stadion
milik Barcelona FC yang merupakan stadion terbesar di Eropa, dengan daya
tampung 100 ribu penonton. Komplek stadion ini sangat luas karena bukan
hanya diperuntukkan untuk sepak bola saja tapi juga untuk cabang olah
raga lainnya seperti voley ball, hand ball dan lainnya.
Ketika
ada pertandingan El Clasico, Barcelona versus Real Madrid, maka kota
ini akan lengang karena kebanyakan warganya lebih memilih untuk menonton
sepakbola di bar-bar dari pada melakukan aktivitas lainnya. Ketika
pemain Barcelona mencetak gol ke gawang Real Madrid, maka penonton akan
merayakan dengan berbagai cara heboh, termasuk memecahkan botol-botol
bir yang ada di meja mereka.
Sebagai
ilustrasinya mungkin anda pernah membaca berita cara mantan Presiden
Barcelona, Joan Laporta yang merayakan gol kemenangan dari Ibrahimovic
ke gawang Real Madrid pada musim 2009/2010 dengan menggelar pesta minum
bir sampai pagi. Kawan seperjalanan saya, Aiyub Ilyas sempat
mengeluarkan hipotesisnya, “Tidak semua penggemar mencintai Barcelona
karena sepakbola indahnya tapi juga ada faktor lainnya”.
M. Armiyadi Signori adalah
Staf Rumah Sakit Jiwa Aceh dan
Akitivis World Achehnese Association
Akitivis World Achehnese Association
SUMBER: www.atjehportal.com
1 Komentar
saya PAK SLEMET posisi sekarang di malaysia
BalasHapusbekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka FB ada seseorng berkomentar
tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama AKI NAWE
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak AKI
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
tak ada salahnya anda coba
karna prediksi AKI tidak perna meleset
saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan