Jakarta (PENA News) | Hari ini Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melakukan Pemilihan Ketua Baru. Setelah enam jam rapat, akhirnya Otto Nur Abdullah (Otto Syamsuddin Ishak) terpilih sebagai ketua baru.
Terpilihnya Otto diperoleh dari hasil rapat paripurna Komnas HAM yang dipimpin oleh Ansori Sinungan. Rapat berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga Pengumuman Ketua terpilih pada pukul 15.30 WIB.
Berdasakan pemungutan suara dari 13 komisioner terpilih yang hadir dalam rapat, Otto mendapatkan 6 suara, Nurkholis 4 suara, dan Hafid Abbas 3 suara.
"Pada prinsipnya saya hanya mencalonkan diri sebagai ketua. Dan ternyata teman-teman memberikan amanah kepada saya, semoga bisa saya baktikan," kata Otto, di kantor Komnas HAM, Jl Latuharhary, Jakarta Pusat, Jumat (23/11/2012).
Otto mengatakan di masa kepemimpinannya, dia akan melanjutkan beberapa kasus yang sedang ditangani kepengurusan pimpinan Ifdal Kasim sebelumnya. Di antaranya kasus Petrus dan kasus 1965.
Untuk kepengurusan 2,5 tahun ke depan, terpilih juga Muhammad Nurkhoiron dan Sandrayati Moniaga sebagai wakil ketua Komnas HAM.
Terpilihnya Otto diperoleh dari hasil rapat paripurna Komnas HAM yang dipimpin oleh Ansori Sinungan. Rapat berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga Pengumuman Ketua terpilih pada pukul 15.30 WIB.
Berdasakan pemungutan suara dari 13 komisioner terpilih yang hadir dalam rapat, Otto mendapatkan 6 suara, Nurkholis 4 suara, dan Hafid Abbas 3 suara.
"Pada prinsipnya saya hanya mencalonkan diri sebagai ketua. Dan ternyata teman-teman memberikan amanah kepada saya, semoga bisa saya baktikan," kata Otto, di kantor Komnas HAM, Jl Latuharhary, Jakarta Pusat, Jumat (23/11/2012).
Otto mengatakan di masa kepemimpinannya, dia akan melanjutkan beberapa kasus yang sedang ditangani kepengurusan pimpinan Ifdal Kasim sebelumnya. Di antaranya kasus Petrus dan kasus 1965.
Untuk kepengurusan 2,5 tahun ke depan, terpilih juga Muhammad Nurkhoiron dan Sandrayati Moniaga sebagai wakil ketua Komnas HAM.
Sumber: DETIKdotCOM
Tabloid SUARA PUBLIK.Doc |
PROFIL:
Otto Syamsuddin Ishak lahir di Yogyakarta pada 14 Oktober 1959. Pendidikan Dasar hingga Sekolah Menengah Atas diselesaikan di Kutaradja. Pendidikan kesarjanaan diperoleh dari jurusan Geografi Regional, Fakultas Geografi UGM. Pendidikan kesarjanaan lanjutan diperoleh dari program studi S-2 untuk bidang studi Sosiologi dari UGM pada 1995.
Kembali ke Aceh pada tahun 1989 sebagai staff pengajar Sosiologi pada Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala di Kutaraja. Di samping aktif menulis di berbagai media massa Aceh maupun Jakarta, juga menulis artikel di jurnal ilmiah.
Otto juga turut mendirikan CORDOVA yang aktif sebagai lembaga studi sosial di Aceh, dan kelompok diskusi kritis kaum muda di masa DOM. Sejak itu pula mulai aktif mengkampanyekan penegakan HAM, dan pengembangan demokrasi di Aceh. Kemudian turut mendirikan KIPP Aceh pada tahun 1996 bersama para aktifis. Pernah bekerja di Yappika, turut mendirikan IMPARSIAL dan menjadi peneliti senior pada lembaga tersebut, sekaligus sebagai Direktur Program. IMPARSIAL adalah lembaga non-pemerintah dengan fokus studi pada hak-hak azasi manusia. Pada saat yang sama, Otto adalah juga Pemimpin Redaksi pada media acehkita Pasca tsunami dan konflik Aceh, mendirikan Konsorsium Aceh Baru bersama-sama lima NGO : ACSTF (Achehnese Civil Society Task Force), AI (Aceh Institute), AJMI (Aceh Judicial Monitoring Institute), PCC (People Crisis Center), dan Saree School, beserta perorangan lainnya.
Di antara buah tulisan yang mendapat apresiasi dari masyarakat adalah: Dari Maaf ke Panik Aceh (edisi 1, 2, dan 3); Tragedi Pembantaian di Idi Cut; Suara dari Aceh; Suara dari Poso; Sang Martir: Tgk. Bantaqiyah; Bandar; Sagoe; dan Kumpulan Wawancara, juga menyumbang tulisan dalam buku 'Aceh Merdeka dalam Perdebatan'. (SUMBER: http://culacalo-reviewbuku.blogspot.com)
0 Komentar