Like on Facebook

header ads

Suhu Politik Aceh Kian Memanas, WAA Terbitkan 6 Poin Seruan Untuk Berbagai Pihak



PENA News | Kami dari World Acehnese Association (WAA) [TEGAS], dengan ini menyatakan prihatin dan berduka atas kejadian tindak kekerasan baru-baru ini. Kejadian kekerasan diantara para pendukung (kader parlok dan parnas) di Aceh yang akan bertanding dalam pemilu legislatif 2014. Suhu pesta demokrasi lima tahun sekali ini, mulai memanas dan sangat mengkuatirkan semua lapisan masyarakat Aceh, di dalam maupun di perantauan.

Selama ini mengharapkan bahwa perdamaian yang telah didisepakati antara kedua belah pihak yaitu GAM dan RI bisa sama-sama dinikmati oleh semua lapisan masyarakat di Acheh. Seperti yang tertera dalam point Partisipasi Politik (1-4) MoU. Jelas mengatakan bahwa rakyat Aceh berhak memberikan suara demokrasi mereka secara individu kepada partai-partai manapun di Aceh, lokal atau nasional.

Point 1.2.5; Partisipasi penuh semua orang Aceh dalam pemilihan lokal dan nasional, akan dijamin sesuai dengan Konstitusi Republik Indonesia. Dengan kata lain, semua Partai Lokal di Aceh adalah amanah dari isi MoU. Maka, dengan ini kami menyeru: (1) Kepada Pimpinan Parlok/Parnas, agar segera menghimbau para kader maupun Caleg agar memahami dengan jelas isi dari MoU dan segera menahan diri daripada tindak anarkis/kekerasan yang akan merugikan semua pihak dalam pesta demokrasi.

Dan, (2) Kepada aparat keamanan/penegak hukum di Indonesia khususnya di Aceh supaya mengusut setuntas-tuntasnya pelanggar hokum, baik itu berupa intimidasi, penganiayaan dan pembunuhan yang terjadi di Aceh. Kami berharap agar pihak penegak hukum melaksanakan tugasnya semaksimal mungkin untuk menegakkan hukum. Serta (3) Kepada para Umara dan Ulama, kami juga sangat berharap, agar mau menegur rakyat Aceh yang berlaku/melanggar ketentuan Alquran Hadis dan ketentuan agama Islam. Sesuai dengan ayat Aquran: Alhujarat 9-10.

Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang, hendaklah kamu damaikan antara keduanya” (a.9). Orang orang beriman itu sesungguhnya bersaudara sebab itu damaikanlah (perbaiki hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhdap Allah, supaya kamu medapat rahmat (a.10)

(4) Kepada masyarakat Aceh, supaya tetap menggunakan hak demokrasi masing-masing tanpa merasa terintimidasi, karena hak itu adalah hak yang khusus dan rahasia supaya semua dapat memilih wakil rakyatnya menurut pilihan hati dan pikiran masing. (5) Kepada semua pemimpin elemen sipil dan petua masyarakat Aceh, supaya sama-sama membantu menjaga keberhasilan pemilu yang aman, demokratis, jujur dan tanpa intimidasi seperti yang telah terjadi belakangan ini. (6) Kepada wakil GAM yang terlibat dalam penandatanganan perdamaian MoU antara GAM dan RI agar bekerja sesuai dengan apa yang telah diamanahkan, yaitu mengemplementasikan MoU tersebut secara menyeluruh kepada semua lapisan masyarakat di Aceh, agar tidak ada salah pengertian tentang isi dari MoU tersebut.

Kepada Allah kita berdo’a semoga pemilu legislatif 2014 berjalan lancar, dan tidak ada lagi yang harus kehilangan nyawa dan darah hanya dikarenakan cinta kepada partai. Kami World Acehnese Association (WAA) [TEGAS] yang cinta demokrasi secara Islam dan cinta damai yang abadi di Aceh. 
Koordinator
Hasan Basri (Nek Hasan)
World Acehnese Association (WAA)
Berkantor Pusat di Denmark

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Dari hasil perundingan antara RI dan GAM, yang membuat Kesepakatan dan Kesepahaman di kedua belah pihak yang salah satu hasilnya lahirlah partai-partai lokal yang menjadi kenderaan politik sesuai dengan apa yang diamanahkan, untuk dapat mengimplementasikan MoU tersebut, dengan memanasnya suhu politik di aceh ini merupakan gambaran ketidakpahaman dasar-dasar aturan hukum setelah terbentuknya partai lokal, ini merupakan penghancuran dan penghilangan jejak dari prundingan RI dan GAM, ini merupakan pencitraan dari salah satu yang berunding seakan tidak terlihat lagi adanya perundingan tesebut, disini tidak ada yang saling menyalahkan kedua belah pihak yang berunding RI.dan GAM, kedua belah pihak harus bertanggungjawab untuk terciptanya ketertiban dan perdamaian di muka bumi aceh ini, yang akibatnya akan berpengaruh kepada ketertiban dan perdamaian masyarakat internasional,..

    Dalam permainan pesta demokrasi ini seakan-akan terlihat adanya dukungan dari pihak yang berunding untuk menyeret di luar aturan hukum yang akan membuat suasana menjadi panas, ini perlu penjelasan semua pemimpin elemen sipil dan petua masyarakat aceh, perlunya penjelasan yang detail sesuai dengan aturan yang telah disepakati kedudukan masing-masing pihak agar dapat berfungsi sesuai dengan aturannya, RI, dengan aturannya seperti yang diamanahkan dalam MoU, GAM dengan aturannya sesuai denga apa yang diamanahkan di dalam MoU, dan partai-partai lokal sesuai dengan tugasnya fungsinya, GAM tersendiri, RI tersendiri, sedangkan partai-partai parnas/parlok tersendiri yang aturan hukumnya dibawah RI.

    Semua partai lokal itu bukan GAM,..!! bagaimana mungkin GAM menjadi partai,..! apakah ada dalam MoU,..? apakah GAM sudah di ubah menjadi partai lokal atau parnas,..?

    BalasHapus
  2. Jadi sejauh saya mengerti, GAM adalah lembaga netral yg berkedudukan di Aceh. Bagaimana mungkin ini terjadi..? Mana kantornya..? Apa power nya dlm pemerintahan di Aceh..?. Sepertinya hanya impian di siang bolong. Yang terjadi malah perpecahan di tubuh GAM itu sendiri. Bukti sudah terlihat. Tindal kekerasan dan intimidasi Dari partai tertentu(eks GAM). Perang saudara bakal terjadi lambat atau cepat di tanah rencong..loen sayang..geutanyoe di LN, cuma jeuet kritik. Jep kopi baca berita. Nyo patriotik wo u Aceh. Peuglah beuneung kusot bak awak droe..wassalam dan lakee meu'ah menyoe na habaa lon salah..

    BalasHapus
  3. Aceh itu ditunggangi orang2 yang berkeinginan untuk duduk sebagai raja/ penguasa. Mengatasnamakan orang2 Aceh. Jika tidak ada orang2 ini, maka konflik tidak akan ada (DOM dan DM). Tengku Hasan Tiro pernah tertangkap dulu tahun 1976, namun dilepaskan oleh pemerintah (dengan janji tentunya), karena menghormati pahlawan nasional bangasa Indonesia Tengku Cik Di Tiro (kakeknya).

    BalasHapus
  4. Sudahlah, jangan kobarkan perang lagi.

    BalasHapus