Like on Facebook

header ads

Mental Kerupuk Sebagian Orang Aceh

PENA News - 24-02-2014 | Tulisan ini bukan hasil analisis mendalam dari pengamat. Bukan pula hasil penelitian seorang peneliti kawakan. Apa yang saya tuliskan disini murni hasil amatan saya, yang sempat saya diskusikan dengan seorang sahabat beberapa waktu yang lalu.

Soalan ini bermula dari keluhan seorang sahabat yang mengaku tidak dihargai saat menyampaikan rencana kerjanya bila terpilih sebagai salah seorang wakil rakyat di parlemen kelak. Saya bertanya kepada sang teman, apa yang dia sampaikan kepada orang yang mendengar?

Dia menjawab "Aku hanya menjelaskan kerja-kerja anggota dewan seperti legislasi, budgeting dan monitoring" Dalam hatiku aku berkata, goblok tenan si kawan ini. Ya jelaslah orang-orang tidak akan mau mendengar itu. Sebab apa yang dia sampaikan itu adalah kerja nyata seorang anggota DPR. 
Muhajir Juli


Banyak diantara kita yang lupa, bahwa karakter umum mayoritas orang Aceh adalah tidak suka bila seseorang menyampaikan hal-hal benar kepada mereka. Sudah menjadi tabiat, bila banyak yang suka dibohongi. Dikibuli dengan janji-janji yang melangit, namun sejatinya tipu-tipu semata. "Berilah mimpi-mimpi muluk cenderung tidak masuk akal kepada mereka, niscaya mereka semua akan mengagumimu, dan percaya padamu," itulah pesan seorang tua kepada saya. Jangan takut mereka akan marah. Sebab marah mereka akan segera reda bila saat jumpa kau langsung memberikan mereka minum, kemudian tambahkan janji lain, yang membuat mereka kembali terbang ke awan. Seorang teman berkata kepada saya pada suatu hati 
"Broe, bentuk janji yang bagaimana yang harus kusampaikan?". Saya menjawab. "Janjikan saja kepada mereka, bilakamu terpilih, maka setiap mereka akan kalian beri gaji perbulan   misalnya 1 juta. Kemudian janjikan liburan bagi mereka ke Bali, dll".
"Tapi kan itu nampak sekali bohong," timpal si teman. "Kan aku sudah bilang. Mereka baru percaya bila kau bohongi," Lalu cara melestarikan kibul dan mereka tidak marah bagaimana,? "tanya si teman. "Kau bagikan saja daging pada meugang puasa kepada mereka. Pasti mereka akan tersenyum dan berkata kau baik sekali. padahal uang yang kau curi dari mereka sangat banyak. mereka takkan peduli itu. Sebab bagi mereka, mereka juga dapat bagian, walau sekilo daging lembu, ya sudah," kataku sambil beranjak pergi. Si teman masih nampak bengong. 
Oleh Muhajir Juli

Posting Komentar

0 Komentar