Like on Facebook

header ads

Secuil Kisah tentang Tgk Malik Mahmud

Ketika saya tiba di Kuala Lumpur saya sangat gelap dengan nama Malik Mahmud, tapi dari cerita teman-teman, dia adalah orang yang sangat berpengaruh didalam tubuh GAM. Jadi sayapun penasaran dengan sosok ini.

Disebabkan saya jarang berada ditengah masyarakat Aceh di Malaysia jadi saya sering terlambat untuk bertemu dengan beliau, saya hanya pulang ke rumah di hari weekend saja, selebihnya tinggal di Studio.

Tapi keinginan saya untuk mengetahui beliau terus membara, dan sayapun bertanya kepada Bang Yusra yang lebih tahu tentang beliau. Dari pengakuan Bang Yusra, Tgk Malik hidup di Singapore dan menjalankan bisnis yang pernah dirintis oleh ayah beliau.

Tgk Malik Mahmud
Tgk Malik sebenarnya tidak ada teribat dengan GAM sama sekali sebelum abangnya Mentroe Amir sudah tak mampu lagi untuk terbang kesana kemari untuk mengurus GAM. Bang Yusra bilang, kalau kita sambung tiket pesawat terbang Mentroe Amir, ada kali 1 kilo meter (guyon Bang Yusra).

Kemudian setelah Mentroe Amir sudah tak sanggup lagi, disebabkan umur maka beliau menyerahkan tugasnya kepada Tgk Malik. Walau sebenarnya Tgk Malik waktu itu agak keberatan untuk menerima tugas itu, tapi disebabkan Mentroe Amir mencak-mencak maka Tgk Malik Mahmud menerima juga tugas yang diberikan oleh Mentroe Amir. Diantara kata-kata Mentroe Amir kepada Tgk Malik Mahmud adalah: ”Berhenti jadi manusia Aceh kalau kau tak mau menerima tugas ini” (kebenarannya tanya sama Bang Yusra).

Tahunnya saya ngak tahu tahun berapa, tapi sejak saat itulah, Tgk Malik Mahmud sudah sering meninggalkan keluarga dan negaranya Singapura, sehingga beliau ditendang jadi Warga Negara Singapura. (ngak tahu kalau sekarang dia sudah jadi WN Singapura lagi).Tapi waktu tinggal di Swedia , setahu saya beliau berstatus statless.

Cerita tentang Tgk Malik Mahmud sebenarnya bisa kita rujuk kepada Bang Bahtiar Abdullah, sebab beliau yang lebih tahu tentang Tgk Malik Mahmud. Sepak terjang Tgk Malik Mahmud di dalam GAM sangat hebat, dia disegani oleh semua orang, baik di luar maupun di Aceh.

Singkat cerita waktu kejadian tahun 90-an, dimana Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Malaysia untuk memulangkan semua warga Aceh, maka rapat kilatpun diadakan, waktu itu saya hanya diberitahu akan ada gebrakan dari warga Aceh di Malaysia.

Tgk Malik waktu itu ada di Singapura untuk mengontrol dan mengatur semua ide, dibantu oleh Bang Yusra, Bang Li Paya, Bang Burhan (alm), Ismail Syah Putra dan kawan-kawan lain. Sehingga, hasil dari ide itu adalah mendobrak kantor UNHCR di Kuala Lumpur. Dengan kejadia itu maka selamatlah warga Aceh dari dipulangkan dari Malaysia.

Kemudian pada kejadian puncak tahun 1998, dimana terjadi gejolak antara Pemeritah Malaysia dan warga Aceh disemua kem-kem tahanan. Tgk Malik Mahmud sangat berperan juga dalam hal ini, atas bantuan Tgk Malik Mahmud juga, maka semua yang ditangkap seperti Bang Yusra dan dan Bang Li Paya bisa mendapat Advokasi. Apa yang saya tulis di atas hanyalah secuil cerita yang sama sekali tidak lengkap, tapi itulah dia Tgk Malik Mahmud.

Banyak cerita yang baik-baik tentang beliau yang kita belum tahu, tapi kita sebagai manusia, hanya menyorot yang agak kurang baik tentang diri beliau, mungkin saja sorotan itu atas kesilapan beliau sendiri atau memang ada yang tak suka sama beliau. Saya adalah orang yang sering memberika sorotan atas kesilapan beliau, dan saya tak takut berhadapan dengan beliau atas argumen saya itu.

Setelah kejadian Damai memang banyak kejanggalan dan sangat banyak kejadian yang aneh-aneh terhadap beliau, saya sendiripun banyak tak setuju dengan kebijakan belaiu, tapi saya sangat yakin kalau kebijakan itu ada orang lain yang jadi sutrdaranya.

Apa yang silapnya Tgk Malik Mahmud adalah mau dijadikan robot, sepertinya beliau tak tahu bagaimana orang Aceh, psykologi orang Aceh semasa berjuang dan sesudah damai sangat jauh dari pikiran beliau. Tgk Malik pikir orang Aceh sama sewaktu dalam berjuang dan sesudah damai.

Sehingga beliau sering kecolongan dalam menentukan sikap. Mau dijadikan Wali Nanggroe atas desakan orang lain, dan banyak kesilapan kesilapan fatal yang seharusnya beliau tidak lakukan. Semua kesilapan ini seharusnya kita harus pahami, Tgk Malik tidak lahir di Aceh, beliau secara jujur tidak tahu banyak bagaimana orang Aceh keseluruhannya.

Seharusnya, mereka yang ada di samping beliaulah yang harus membantu untuk mengenalkan Aceh secara luas kepada beliau. Ini malah mengurung beliau dari mengetahui Aceh. Saya sendiri sangat kecewa dengan kinerja Tgk Malik, tapi waktu saya pikir-pikir lagi semua ini adalah salah kita bersama.

Yang paling membuat saya tak setuju dengan Pemerintah Aceh dan kebijakan Tgk Malik adalah dengan membiarkan kekerasan antara sesama orang Aceh, seharusya mereka ini bisa mengambil tindakan, untuk menghindari kejadian ini.

Yang kedua adalah, sepertinya Tgk Malik sebagai wakil GAM dan kawan yang terlibat dalam penandatanganan telah lupa apa tugas GAM selama ini. GAM yang saya maksudkan adalah GAM yang berdamai dengan RI.

Konsekuensi dari pembiaran ini adalah GAM sangat terpuruk dimata masyarakat dan sepertinya GAM telah ditiadakan, sedangkan dalam MoU jelas GAM tidak dibubarkan. Sebab itu pulalah saya harap Tgk Malik Mahmud agar segera membuat pernyataan tentang keberadaan GAM ini. Semua kesilapan yang telah kita lakukan, agar bisa menjadi pelajaran, dan jangan sampai kita meninggalkan penderitaan yang pernah kita alami ke generasi berikut di Aceh.

Semoga kedepan kita bisa saling koreksi dan saling menegur, jangan ada rasa kurang enak kalau menegur untuk kebaikan. kalau ada yang salah dalam tulisan ini tolong beritahu saya.

Penulis 
Johan Makmor Habib 
Member of GAM




Posting Komentar

2 Komentar

  1. Ken mandum.salah ureung. Han ek tapike keu wali naggroe. Wali pruet hek mita.

    BalasHapus
  2. So pieh ureung nyan jeuet pemimpin hana masalah. Hana perlee titel. Yang penteng na jiwa kepimpinan yg gleeh. Pemimpin yg berke Tuhanan..pemimpin yg arif dan bijak sana. Mementingkan kebutuhanan rakyat. Bek pajoh peng nangroe..nyan na bak hatee..?

    BalasHapus