Saya selalu tertarik dengan gaya hidup berumah tangga,
sebab itu saya meminta teman karib saya untuk membuat sebuah tulisan
tentang. ”Bagaimanakah sebenarnya makna
perkawinan dalam Islam”. Walaupun, kita sudah tahu, apa itu perkawinan, tapi
dari kehidupan sehari-hari, saya merasa dan melihat, bahwa banyak diantara kita
yang rupanya tidak mengerti sama sekali, bagaimana maupun apa itu arti sebuah
berumah tangga.
Disisi lain, mungkin apa yang saya rasa dan saya lihat itu
bertentangan dengan adat ataupun budaya mereka.
Pertanyaannya adalah, bolehkah adat dan budaya mengalahkan Ayat Allah maupun
amanah Rasulnya?
Mungkin tulisan di bawah ini, tidak terlalu lengkap seperti
yang anda harapkan, tapi sedikit banyak, ada pesan dalam tulisan ini yang
terkadang suami atau istri telah lupa, terutama tentang hak dan kewajiban. Selamat membaca dan saya berharap kita bisa
belajar dan mengambil manfaat dari tulisan yang sedikit ini.
by Johan Makmor Habib Abdul Ghani
Inisiator
Pembela Negeri Aceh
PENA.Org dan
Reporter The ACEH TIMES
Perwakilan Europa
Muhammad Ansar M. Daud bersama istri |
Pernikahan Itu Adalah Amanah
(Oleh:Muhammad Ansar M. Daud)
Pernikahan atau perkawinan secara fiqhiah/hukum asalnya
adalah boleh (jawaz). Tetapi hukum ini, dapat berubah menjadi sunnah bahkan
wajib, atau makruh bahkan haram tergantung kondisi yang bersangkutan (
subjektif ).
Ayat An-Nisá:19 yang bermaksud:
Wahai orang yang beriman, tidak halal bagi Anda untuk
mewarisi perempuan dengan paksaan. Dan jangan membuat kesulitan bagi mereka untuk mengambil
[kembali] bagian dari apa yang anda memberi mereka kecuali mereka melakukan
suatu imoralitas jelas dan pergaulilah istrimu secara patut. Bila kamu tidak menyukainya (bersabarlah) karena mungkin
kamu tidak menyukai sesuatu dan padahal Illah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.(S.An Nisá: 19)
Ayat di atas telah menjelaskan kepada kita untuk bersabar
dan tidak boleh menyakiti atau berlaku kasar pasangan hidup kita. Lalu apakah
Tujuan Pokok Pernikahan Menurut
Al-Qur’an. Dalam ayat al-Qur’an yang sangat mashur,tentang pernikahan
yang berbunyi :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir.” (QS. Ar-Rum, 30 : 21)
لِتَسْكُنُواإِلَيْهَا : supaya dapat hidup sakinah /
tenteram
وَجَعَلَبَيْنَكُمْمَوَدَّةًوَرَحْمَةً : Dan tercipta
kehidupan rumah tangga yang mawaddah wa rahmah / rasa kasih, sayang.
Dan dikatakan juga al-mawaddah adalah hubu ar-rajulu imra’atahu
(cinta kasih seorang lai-laki kepada isterinya), sedang ar-rahmah adalah
rahmatuhu iyyaha min an yushibaha bissu’ (kasih sayangnya kepada isterinya dari
suatu keburukan yang menimpa isterinya).
Saat paling indah dan mendebarkan ketika anda berhadapan
dengan Qadi dan di depan para saksi karena saat itu anda memikul wasiat Baginda Muhammad Rasulullah SAW. Walaupun begitu saat itupulah akan menjadi
saat yang paling indah, paling bahagia.
Saat paling indah, sebab mulai saat itu cinta tidak hanya berbentuk
impian dan khayalan. Saat yang paling bahagia, sebab akhirnya anda berhasil
mendampingi wanita yang anda cintai (Insya Allah). Saat yang paling mendebarkan
sebab mulai saat ini anda memikul amanah Allah untuk menjadi pemimpin keluarga.
Dahulu anda adalah manusia bebas yang pergi sesuka
anda, tetapi sejak saat anda telah mengucapkan hijab qabul maka, ingatlah kalau
anda belum pulang juga sampai larut malam,di rumah ada seorang wanita yang
tidak dapat tidur, karena mencemaskan anda,kini bila berhari-hari anda tidak
pulang tanpa berita,di kamar Anda ada seorang wanita lembut yang akan membasahi
bantalnya dengan linangan airmata.
Dahulu bila Anda mendapat musibah anda hanya mendapat
ucapan, ‘turut berduka cita’ dari sahabat-sahabat anda.Tetapi kini seorang
istri akan bersedia mengorbankan apa saja agar meraih kembali kebahagiaan anda,
kekasih yang diciptakan Allah untuk berbagi suka dan duka dengan anda.
Wanita yang anda
nikahi bukanlah segumpal daging yang dapat anda kerat semena-mena. Dan bukan
pula budak belian yang dapat anda perlakukan sewenang-wenang. Ia adalah wanita
yang dianugerahkan oleh Allah untuk membuat hidup anda lebih indah dan lebih
bermakna.
Ia adalah amanat Allah yang akan Anda
pertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Rasulullah SAW bersabda :
“Ada
dua dosa yang akan didahulukan Allah siksanya di dunia ini juga yaitu :
Al Bagyu dan durhaka kepada kedua orangtua”. (HR. Turmudzi,
Bukhori dan thabrani)
Al Bagyu adalah berbuat sewenang-wenang, berbuat dzalim dan
menganiaya orang lain.
Dan Al Bagyu yang paling dimurkai adalah berbuat zalim
kepada istri menyakiti hatinya merendahkan kehormatannya mengabaikan dalam
mengambil keputusan dan mencabut haknya untuk memperoleh kebahagiaan hidup
bersama anda.
Karena itu Rasulullah SAW mengukur tinggi-rendahnya
martabat laki-laki dari cara ia bergaul dengan istrinya Nabi yang mulia
bersabda :
“Tidak akan memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia,
dan tidak akan merendahkan wanita kecuali laki-laki yang rendah pula”.
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mulia.
Dan Aisyah ra. bercerita bagaimana Rasulullah
memuliakannya:
“Di rumah, kata Aisyah, “Rasulullah melayani keperluan
istrinya memasak, menyapu lantai, memerah susu dan membersihkan
pakaian.Rasulullah memanggil istrinya
dengan gelaran yang baik”.
Setelah Rasulullah SAW wafat, ada beberapa sahabat
menemui Aisyah ra, memintanya agar menceritakan perilaku rasulullah SAW,
Aisyah sesaat tidak menjawab permintaan itu airmatanya
berderai. Kemudian dengan nafas panjang ia berkata “Kaana kullu amrihi ‘ajaba’
(Ahh …. perilakunya indah). Ketika didesak untuk menceritakan perilaku Rasul
yang paling mempesona. Aisyah kemudian mengisahkan bagaimana Rasul yang mulia
ditengah malam bangun dan meminta izin kepada Aisyah untuk shalat malam.
“Izinkan aku beribadah kepada Rabbku ” ujar Rasulullah
kepada Aisyah.
Bayangkan Saudara, sampai untuk shalat malam saja
diperlukan izin istrinya. Disitu berhimpun kemesraan, kesucian, kesetiaan, dan
penghormatan.Saudaraku. Kalau, saya harus menyimpulkan, nasihat saya kepada anda/jamaáh, saya ingin mengucapkan:
“Muliakanlah istri anda begitu rupa laksana
Rasulullah SAW memuliakan istrinya"
Wasiat Rasulullah SAW, kepada wanita :
“Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud
kepada manusia lain, aku akan perintahkan para istri untuk bersujud pada suami
mereka, karena besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah atas mereka”.
Banyak
istri yang menuntut agar suaminya membahagiakan mereka, jarang terpikirkan oleh
mereka bagaimana ia membahagiakan suami.
Padahal cinta kasih sayang akan tumbuh dan subur dalam
suasana ‘memberi’ bukan ‘mengambil’ Cinta adalah ‘sharing’ saling berbagi.
- Anda tidak akan memperoleh cinta kalau yang anda tebarkan adalah kebencian
- Anda tidak akan memetik kasih sayang kalau yang anda tanam adalah kemarahan
- Anda tidak akan meraih ketenangan bila yang anda suburkan dendam dan kekecewaan.
Saudariku, Anda boleh memberi apa saja yang Anda
miliki, tetapi buat suami anda, tidak ada pemberian istri yang paling membahagiakan selain hati yang selalu siap berbagi
kesenangan dan penderitaan. Di luar rumah, suami anda boleh jadi diguncangkan dengan
berbagai kesulitan. Di luar, ia menemukan ucapan-ucapan kasar, dan tata hidup yang berat/kasar. Ia ingin ketika pulang ke rumah, menemukan wajah yang ceria,
mata yang sejuk, ucapan yang lembut, dan berlindung dalam keteduhan kasih
sayang sang istri yang mulia.
Rasullullah SAW yang mulia pernah berkata bahwa istri
terbaik adalah:
"Yang membahagiakanmu saat kamu memandangnya, yang
mematuhimu kalau kamu menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan
hartamu bila kamu tidak ada disisinya.”
Di bagian lain, Rasul bersabda bahwa surga terletak
di bawah telapak kaki kaum ibu, maka apakah rumah tangga yang anda bangun hari
ini akan menjadi surga atau neraka, bergantung kepada anda sebagai ibu rumah
tangga. Rumah
tangga akan menjadi surga bila anda menghiasnya dengan kesabaran, kesetiaan dan
kesucian.
Allah SWT berfirman:
“Wahai wanita.... ingatlah ayat-ayat Allah dan hikmah
yang dbacakan dirumah-rumah kami
Sesungguhnya Allah Maha Penyayang dan Maha
Mengetahui.” (QS. 33:34)
Saudara/saudari semua biasakan, kita berdoá kepada
Sang Maha Pencipta “Ya Allah, karuniakanlah kepada kami istri/suami dan
keturunan yang menentramkan hati kami, dan jadikanlah kami penghulu orang-orang
yang bertaqwa”.
Pernah suatu saat Aisyah ra. Bercerita, setelah
meninggalnya Khadijah ra. :
“Hampir setiap kali Rasulullah SAW, akan keluar rumah,
beliau menyebut nama Khadijah seraya memujinya. Sehingga pada suatu hari,
ketika beliau menyebutnya lagi timbul rasa cemburuku dan kukatakan padanya,
“Bukankah ia hanya seorang wanita yang sudah tua, sedang Allah telah memberi
Anda pengganti yang lebih baik daripada dia?”
Mendengar itu Rasulullah SAW kelihatan sangat marah, Lalu
beliau berkata, “Tidak, demi Allah! Aku tidak mendapat pengganti yang lebih
baik daripada dia! Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mendustakanku. Dia
membantuku dengan hartanya ketika tak seorangpun selain dia bersedia memberiku
sesuatu. Dan Allah telah menganugerahkan keturunan dari padanya, dan tidak dari
istri-istriku yang lain.” (Al Hadits)
Mudah-mudahan saudari dimuliakan sang suami yang baik,
laksana Rasulullah SAW memuliakan Khadijah ra. Ridha suami adalah ridha Allah. “Bila seorang istri meninggal dunia, dan suaminya ridha
dengan tingkah lakunya semasa hidupnya, maka wanita itu masuk surga”.
Semoga Allah memberikan keberkahan dan menetapkan keberkahan
itu pada kita serta menghimpun kita di kedalam kebaikan” Amin.
Penulis adalah
Masyarakat Aceh
yang Berdomilisi di Denmark
0 Komentar