Like on Facebook

header ads

Genderang Perang ‘’Pemilu 2014’’ Sudah Ditabuh

PENA News | Pemilu 2014 masih setahunlagi,akan tetapi akhir-akhir ini di media cetak dan elektronik bahkan dari obrolan dari mulut ke mulut. Walau hanya sekedar perbincangan diskusi kecil di warung kopi. Sudah banyak sales politik yang menjajakan program kerja dan janji-janji kepada masyarakat. Aroma intimidasi dan aksi terror pun makin gempar terdengar, kebanyakan kasus teror  banyak terjadi kepada calon (personal/keluarga) mulai kontak fisik sampai ancaman menghilangkan nyawa calon. 

Sedangkan pada kasus intimidasi banyak terdengar dikalangan masyarakat dengan berbagai macam isu, mulai  isu perang lagi, bahkan isu memerdekakan Negara (jika memilih atau tidah memilihpartai tertentu).

Tidak adanya pembelajaran politik bagi masyarakat mungkin ini lah cara jitu partai tertentu untuk menjaja partai, karena masyarakat selama ini tidak diberi pembelajaran politik akan tetapi hanya kebohongan publik yang terlanjur dikosumsi masyarakat. Inilah akibat berpolitik Cuma hanya mereka-mereka, bukan karena realita.

Dulu di Aceh di era orde lama pernah beredar isu politik yang tak salah bunyinya begini:

“TA TOP KA’BAH JITEUBIET ALLAH’”
“TA TOP BEURINGEN JITEUBIET GEUTAH”
“TA TOP KEUBEU JITEUBIET DARAH”

Beginilah isu yang dikembangkan untuk menyentuh hati pemilih di Aceh, karena berbicara agama orang Aceh sangat fanatik. Walau partai yang mereka pilih tidak pernah berbicara masalah agama,dan memperjuangkan hak-hak orang Islam.

Begitu yang terjadi selama ini. Isu memerdekakan Negara menjadi isu tren dikalangan suatu partai, dan perbaikan pelayanan publik. Namun realita yang terjadi di lapangan carut marut masyarakat  masih terdengar sampai hari ini, ketidak puasan masyarakat akan sosok yang pernah diusung pun menjadi polemik tersendiri sehingga masyarakat menjadi trauma untuk memilih sosok dari partai tertentukali ini.

Dalam persoalan ini masyarakat seharusnya harus lebih teliti dalam memilih, dikarenakan kesalahan dibeberapa detik dalam bilik TPS akan berakibat fatal selama lima tahun ke depan. Begitu juga kepada yang dipilih, jangan hanya mementingkan kelompok (pendukung), karena yang dipilih harus sadar bahwa anda-anda ini titipan rakyat, bukan titipan Partai dan bukan hasil kocokan arisan.  

 
FIRMAN SAPUTRA adalah
Pengamat Politik Aceh.

Posting Komentar

1 Komentar