PENA News | Kelembagaan KPA (Komite Peralihan Aceh) itu dibuat agar mantan Kombatan bisa kembali menjadi rakyat biasa dan bisa berbaur kembali dengan masyarakat. Dalam wadah itu para mantan kombatan akan dibantu dalam hal perbaikan ekonomi atau pendidikan, dan adanya perubahan pola pikir dari militer ke sipil. Hal ini disebabkan banyak diantara mantan kombatan masih umur belasan tahun sudah jadi TNA, makanya perlu pembinaan.
Setelah semua fase ini selesai, maka tak ada alasan bagi mantan kombatan TNA masih bergantung dibawah KPA. Malu lah, masak mau “direhab” terus. Lama-lama kayak anak bayi yang ngak bisa ngelepas dot or kompeng. Karena udah biasa dan jadi enak tanpa memikirkan masa depan yang lebih bebas dari “kompeng”.
Kita sangat berharap agar mantan kombatan lebih berpikir rasional dalam menentukan nasib sendiri dan melangkah dengan prinsip dalam kehidupan sehari-hari. Berhentilah mengisap “kompeng”. Masamu masih jauh, jalan dan langkahmu masih terbentang lebar, banyak yang bisa kau buat untuk Aceh. Apalagi raga masih muda. Kini bukan masanya lagi komando-komandoan.
Melupakan masa lalu memanglah tidak semudah membalikkan tangan. Tapi kalau kita terus terpaku dan dibelenggu oleh masa lalu, maka akan mudah kita dimanfaatkan oleh orang lain untuk dijadikan “sapi perah” atau istilah kasarnya menjadi “herder” penjaga. Zaman sekarang bukan lagi zaman tunduk pada “telunjuk” atau menerima arahan komando.
Kita sudah damai, kita sudah dibubarkan. Jadi, kita adalah rakyat Aceh yang harus menjaga perdaimaian dengan tulus dan ikhlas. Disini kita tidaklah mau mengajari atau mempengaruhi, tapi kita mau mengajak agar berpikirlah positif dan visioner. Dan, cobalah lepaskan diri dari belenggu yang mengikat diri, yaitu masa-masa “pahit”diwaktu silam.
Kini Aceh perlu anak muda yang cerdas. Aceh tidak butuh kekuatan ala militer, tapi Aceh butuh kekuatan fisik dan kekuatan ilmu. Kekuatan yang mendesak diperlukan Aceh saat ini adalah kekuatan ilmu pengetahuan untuk membangun Aceh ke arah yang lebih gemilang dan terpandang. Semoga ajakan ini bisa bermanfaat untuk kita anak Aceh.
Setelah semua fase ini selesai, maka tak ada alasan bagi mantan kombatan TNA masih bergantung dibawah KPA. Malu lah, masak mau “direhab” terus. Lama-lama kayak anak bayi yang ngak bisa ngelepas dot or kompeng. Karena udah biasa dan jadi enak tanpa memikirkan masa depan yang lebih bebas dari “kompeng”.
Kita sangat berharap agar mantan kombatan lebih berpikir rasional dalam menentukan nasib sendiri dan melangkah dengan prinsip dalam kehidupan sehari-hari. Berhentilah mengisap “kompeng”. Masamu masih jauh, jalan dan langkahmu masih terbentang lebar, banyak yang bisa kau buat untuk Aceh. Apalagi raga masih muda. Kini bukan masanya lagi komando-komandoan.
Melupakan masa lalu memanglah tidak semudah membalikkan tangan. Tapi kalau kita terus terpaku dan dibelenggu oleh masa lalu, maka akan mudah kita dimanfaatkan oleh orang lain untuk dijadikan “sapi perah” atau istilah kasarnya menjadi “herder” penjaga. Zaman sekarang bukan lagi zaman tunduk pada “telunjuk” atau menerima arahan komando.
Kita sudah damai, kita sudah dibubarkan. Jadi, kita adalah rakyat Aceh yang harus menjaga perdaimaian dengan tulus dan ikhlas. Disini kita tidaklah mau mengajari atau mempengaruhi, tapi kita mau mengajak agar berpikirlah positif dan visioner. Dan, cobalah lepaskan diri dari belenggu yang mengikat diri, yaitu masa-masa “pahit”diwaktu silam.
Kini Aceh perlu anak muda yang cerdas. Aceh tidak butuh kekuatan ala militer, tapi Aceh butuh kekuatan fisik dan kekuatan ilmu. Kekuatan yang mendesak diperlukan Aceh saat ini adalah kekuatan ilmu pengetahuan untuk membangun Aceh ke arah yang lebih gemilang dan terpandang. Semoga ajakan ini bisa bermanfaat untuk kita anak Aceh.
Salam
Team PENA
Johan Makmor
Team PENA
Johan Makmor
0 Komentar