Like on Facebook

header ads

FAM Surabaya Gelar Pentas 7 Puisi dan Diskusi Sastra Bersama Penyair D. Zawawi Imron 16 November 2013

SIARAN PERS

FAM Surabaya Gelar Pentas 7 Puisi dan Diskusi Sastra Bersama Penyair D. Zawawi Imron

PENA NEWS | SURABAYA – Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Cabang Surabaya menggelar Pentas 7 Puisi dan Diskusi Sastra bersama D. Zawawi Imron, sebagai bentuk apresiasi kepada penyair Indonesia yang telah memasuki usia 70 tahun itu. Kegiatan ini akan berlangsung Sabtu, 16 November 2013 mendatang di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Surabaya.

Pengurus Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Cabang Surabaya 
Ketua Harian FAM Cabang Surabaya Yudha Prima menyebutkan, selain memberikan apresiasi, kegiatan ini bertujuan untuk membangun semangat berkarya di kalangan generasi muda khususnya pelajar dan mahasiswa lewat pengenalan tokoh penyair D. Zawawi Imron.

“Kami harapkan dengan adanya event ini akan muncul sosok-sosok muda pencinta sastra khususnya puisi yang memiliki semangat berkarya dan berjuang untuk majunya dunia literasi,” kata Yudha Prima, Sabtu (19/10).

Selain mengundang Penyair D. Zawawi Imron, dalam diskusi sastra tersebut juga akan hadir sastrawan M. Shoim Anwar. Diskusi dipandu Vika Wisnu, pengasuh acara Penulis Bicara di salah satu radio terkemuka di Surabaya.

“Pada sesi pembacaan puisi, 7 puisi karya D. Zawawi Imron akan dibacakan oleh 7 bintang muda yang dipilih FAM Indonesia,” kata Yudha Prima.

Sementara itu, dalam sesi diskusi interaktif akan lebih banyak menyorot kiprah dan perjalanan hidup Penyair D. Zawawi Imron di dunia penulisan khususnya puisi dan dikomparasikan dengan kondisi kekinian.

“Acara ini nanti akan diikuti oleh kalangan pecinta literasi, khususnya generasi muda pelajar dan mahasiswa,” tambah Yudha Prima.

Bagi pelajar, mahasiswa dan pecinta literasi lainnya yang berdomisili di seputaran Kota Surabaya dan sekitarnya yang ingin mengikuti kegiatan ini dapat menghubungi nomor kontak panitia: 0857 3222 1923.

PENGGERAK LITERA

Penyair D. Zawawi Imron adalah sastrawan Indonesia yang lahir di Desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep.  Sejak tamat Sekolah Rakyat, beliau melanjutkan pendidikannya di Pesantren Lambicabbi, Gapura, Semenep. Kumpulan sajaknya Bulan Tertusuk Ilallang mengilhami Sutradara Garin Nugroho untuk membuat film layar perak Bulan Tertusuk Ilallang. Kumpulan sajaknya Nenek Moyangku Airmata terpilih sebagai buku puisi terbaik dengan mendapat hadiah Yayasan Buku Utama pada 1985.

Pada tahun 2012 beliau menerima penghargaan The S.E.A Write Award di Bangkok Thailand. Selain itu pada tahun 2012, di bulan Juli, beliau juga meluncurkan buku puisinya yang berjudul Mata Badik Mata Puisi di Makassar.

Karya-karyanya yang lain: Semerbak Mayang (1977), Madura Akulah Lautmu(1978), Celurit Emas (1980), Bulan Tertusuk IlalangNenek Moyangku Airmata(1985), Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996), Lautmu Tak Habis Gelombang(1996), Madura Akulah Darahmu (1999), Lautmu Tak Habis Gelombang (2000),Sate Rohani dari Madura: Kisah-kisah Religius Orang Jelata (2001), Soto Sufi dari Madura: Perspektif Spiritualitas Masyarakat Desa (2002), Jalan Hati Jalan Samudra (2010), dan Mata Badik Mata Puisi (2012). (REL)


Posting Komentar

0 Komentar