Like on Facebook

header ads

Cikal Bakal "Negeri" Meureudu (Pidie Jaya)

PENA News | Berawal dari saat kerajaan Islam Peureulak diserang oleh tentera Sriwijaya pada tahun 670 H (1271 M), banyak ulama-ulama dan “Pangeran” dari Peureulak hijrah ke pedalaman (daerah Aceh Tengah). Salah seorang diantaranya yaitu ; Malik Ishak, putera Sultan Peureulak Makdum Malik Ibrahim Syah (365-402 H atau 976-1012 M). Dari sinilah mulanya kemudian, leluhur-leluhur pendiri kerajaan baru di Aceh berasal.

Bersama pengikutnya, sempat melarikan diri ke Peunaron (Aceh Timur) di Isak Gayo daerah Takengon, Aceh Tengah yang terletak ± 32 km dari kota Takengon. Setelah peperangan dengan Sriwijaya berakhir, banyak pengungsi Peureulak yang kembali ke daerah Peureulak.

Namun, tidak demikikn halnya dengan rombongan Meurah Malik Ishak. Dia malah membuka dan membangun Negeri Isak dengan Malik Ishak sebagai raja yang pertama bergelar Meurah Makdum Ishak. Karenanya, negeri tersebut kemudian menjadi bernama Ishaq (sesuai dengan nama raja pertamanya) yang seterusnya berubah menjadi Isak. (A. Hasjmy, 1980).

Setelah Malik Ishaq wafat, maka Negeri Isak diperintah oleh puteranya yang bernama Makdum Malik Mansur. Ia terkenal dengan gelar Meurah Meria atau Tue Mersa. Makdum Malik Mansur memiliki tujuh orang anak laki-laki, yaitu Meurah Jernang, Meurah Bacang, Meurah Itam, Meurah Puteh, Meurah Silu dan Meurah Mege.

Anak pertamanya bernama Meurah Jernang, dikemudian hari setelah dianya dewasa ditugaskan memimpin satu angkatan dakwah menuju hulu sungai Seunagan (Aceh Barat sekarang). Dan, mendirikan Negeri Seunagan. Puteranya yang kedua, Meurah Bacang ditugaskan memimpin rombongan dakwah ke Barus untuk meluaskan penyebaran Islam disana.

Putera ketiga, Meurah Itam kemudian harinya juga ditugaskan untuk berdakwah ke Negeri Beuracan (Meureudu) bersama putera keempatnya (saudara Meurah Itam-red), Meurah Puteh yang juga ditugaskan memimpin rombongan dakwah ke Negeri Kiran (Khiran) untuk memperkenalkan Agama Islam kepada penduduk yang masih memeluk ajaran Hindu dan Budha.

Keuda Meurah ini, kemudian harinya membangun Negeri Meureudu (Pidie Jaya sekarang). Nama Meureudu sendiri berasal dari Meurah dua, yakni Meurah Itam dan Meurah Puteh yang kemudian diberi nama oleh Sultan Malik Saleh (Meurah Silu) menjadi Meurdu.

Putera kelima, Meurah Silu ditugaskan memimpin rombongan dakwah ke Negeri Jeumpa Syahir Tanwi (Peusangan sekarang) untuk mengembangkan Dakwah Islamiah ditengah-tengah rakyat Jeumpa. Setelah Jeumpa menjadi Negeri Islam, beliau diangkat menjadi rajanya dengan gelar Makdum Malik Ibrahim. Cucu beliau adalah Malik Saleh Meurah Silu (Malikussaleh) yang ditugaskan memimpin angkatan dakwah di daerah Daya.

Sementara Meurah Mege, putera bungsu Makdum Malik Mansur tetap tinggal bersama ayahnya di Isak dan kemudian menjadi penerus raja Kerajaan Isak yang keturunannya mempunyai hak istimewa untuk menggantikannya kelak. (A. Hasjmy, 1980).
.
FIRMAN SAPUTRA
FIRMAN SAPUTRA adalah
Salah Satu Rakyat Atjeh
Cinta Kepada Tanah Endatu dan
Kelahiran Dewantara Aceh Utara.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. MOHON SELIDIKI KASUS TEROR MILISI TERHADAP MASYARAKAT GAYO YANG DI LAKONI KPA LINGE DAN SI SAYED SELAKU KETUA MILISI.

    BalasHapus
  2. bio,jangan menjadi duri didalam daging.

    BalasHapus